Sabtu, 29 Juni 2024

Ingin Jadi Jurnalis Muda yang Aktual? Coba lakukan 5 Tips Sederhana ini!

Ingin Jadi Jurnalis Muda yang Aktual? Coba lakukan 5 Tips Sederhana ini!

Memasuki era digital menjadikan generasi muda banyak mengkonsumsi berita yang tak memiliki sumber, tak terpungkiri bagi generasi muda yang baru saja terjun kedalam dunia jurnalistik harus bergelut dengan perkembangan jaman yang semakin global di era digitalisasi. 

Munculnya berita-berita hoax menjadi tantangan berat bagi citra jurnalis yang mementing kapabilitas dan aktualitas dalam mengemas sebuah informasi. Pasalnya saat ini banyak media yang mengemas informasi berdasarkan opini dan membentuk sistematis pemikiran para pembaca. 

Meminimalisir informasi tak bersumber menjadi tantangan khusus bagi jurnalis dalam meningkatkan citra profesi yang keasliannya semakin tergerus. Tak jarang bahwa banyak orang menilai profesi ini menjadi pemanfaatan bagi oknum tertentu sehingga menjatuhkan marwah lulusan Ilmu Komunikasi secara intelektual. 

Hingga kini profesi ini masih selalu terbuka bagi kalangan umum yang memiliki potensi dalam keberanian dan mentalitas. Menjadi seorang jurnalis muda tentu harus dibekali dengan beberapa hal yang menjadi pondasi keaktulitasan informasi. Berikut 5 tips menjadi jurnalis muda yang handal dengan memanfaatkan dan memilah informasi di era digital.

1. Mempersiapkan Mental dan Komunikasi yang Baik

Langkah awal menjadi jurnalis harus didasari oleh keberanian dan mentalitas yang kuat, saat ini mentalitas generasi z dikategorikan sebagai buah stroberi yang memiliki keindahan dan keeksotisan jika dipandang dari luar namun tidak memiliki daya yang kuat dalam pertahanan karena buah yang lunak ketika di pijak atau ditekan.

Hal ini tentu menjadi tantangan berat bagi jurnalis muda yang baru saja terjun untuk bekerja secara mobilitas dilapangan. Secara umum saat ini juga sudah jarang ditemui generasi muda yang ingin bekerja mobile, terpapar polusi serta teriknya matahari. Generasi stowbery mengekspektasikan dirinya ingin bekerja di sebuah instansi yang memumpuni tapi secara mentalitas generasi ini sering mengeluhkan tingkat kesulitan dalam pencapaiannya.

Dalam hal ini jurnalis muda harus memantapkan niat dan juga kesiapan diri untuk terjun dalam profesi ini. Bagi kamu yang suka terhadap tantangan, profesi ini merupakan jalur yang tepat untuk kamu mengenal lebih jauh perihal dunia. 

Tak hanya mental, komunikasi yang baik juga sangat diperlukan ketika kamu menjadi seorang jurnalis, sebab untuk menghasilkan sebuah informasi yang aktual tentu harus menjalani prosesi wawancara dengan komunikasi yang terarah pula. 

Membangun komunikasi yang baik juga harus dimulai dengan banyak berlatih seperti lebih banyak berdiskusi dan berinteraksi dengan orang lain, terkhusus bagi kamu yang introvert. 

2. Mengikuti Perkembangan Trend dan Banyak Membaca

Setelah memantapkan diri untuk memulai karir, tentunya sebagai jurnalis kamu harus memiliki kapasitas informasi yang memadai salah satunya dengan selalu update informasi atau trend yang sedang berkembang di era digital. 

Mencari update tersebut tentunya tak lari dari kata membaca, kayanya ilmu ketika membaca menjadi peluang besar untuk mulai merangkai kata dan mengemas informasi yang aktual.

Dengan banyak membaca tentu akan membuat pikiran dapat lebih kritis dalam mengolah informasi, hal ini juga dipakai untuk menemukan ide-ide baru dalam penulisan berita. Ide-ide baru tentu sangat di butuhkan dalam dunia kepenulisan hal ini juga bersinggungan dengan trend masa kini yang sedang digeluti. 

Kamu bisa mendasari hal ini dengan membaca trend di media sosial dan membaca berita yang memiliki sumber kuat sebagai referensi bentuk informasi yang akan di muat.

3. Memahami Teknik Kepenulisan Berita

Tak hanya harus paham trend, teknik menulis berita merupakan hal yang sangat penting untuk mengawali kariermu di dunia jurnalistik. Kamu perlu memahami berbagai macam jenis dan bentuk tulisan, pasalnya penulisan berita berbeda dengan membuat artikel, karya ilmiah dan lainnya.

Menulis berita harus didasari oleh formula 5W + 1H dimana isinya memuat, What (Apa), Who (Siapa), When (Kapan)  Where (Dimana), Why (Mengapa)  dan How (Bagaimana) di dalamnya. Rumus ini tentu harus ada dalam sebuah berita sehingga berita yang dihasilkan aktual dan dipercaya.

Penyusunan alur dalam menyampaikan berita juga menjadi nilai plus bagi seorang jurnalis, sehingga pembaca menikmati dan paham akan alur berita tersebut dan mencapai goalsnya.

4. Membangun Jaringan dan Pertemanan

Untuk mendapatkan informasi yang lebih luas, seorang jurnalis harus membangun pendekatan diri terhadap instansi, pemerintah, dan juga masyarakat begitu juga terhadap sesama jurnalis. 

Hal ini sangat penting bagi seorang jurnalis untuk membangun jaringan dari berbagai sisi dengan maksud mempermudah kinerja dalam mendapatkan informasi. 

Menjalin pertemanan sesama jurnalis merupakan hal sangat penting untuk memperkuat persebaran informasi. Terkhusus bagi kamu jurnalis muda mulailah membangun komunikasi dengan jurnalis senior sebab dari sanalah informasi yang lebih luas dapat ditemui. 

5. Memiliki Insting dan Kecepatan yang Kuat

Setelah memenuhi keempat point tersebut, salah satu yang terpenting lainnya adalah memiliki kecepatan yang kuat dalam menulis, sebab kecepatan saat ini menjadi pertarungan bagi setiap media massa.

Kehangatan berita menjadi penilaian paling tinggi dalam media massa, keterlambatan mengirimkan berita membuat informasi yang dikirimkan bersifat basi sehingga media massa jarang sekali mengkonsumsinya. Biasanya peristiwa yang sudah lebih dari satu hari merupakan berita yang basi bagi media massa. Untuk itu insting yang kuat dan kecepatan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan ini. 

Itulah lima tips yang harus kamu lakukan sebagai jurnalis muda untuk menekuni profesi tersebut. Ubah juga mindsetmu bahwa bekerja tidak harus melulu karena ingin mendapatkan uang tapi cobalah memulai bekerja karna ingin mendapatkan ilmu. 

Berikan komentarmu untuk spill tips lainnya di bawah ini!!








Jumat, 21 Juni 2024

Manfaatkan Bisnis Lewat FOMO, Kenali Dampaknya Secara Psikologis

Manfaatkan Bisnis Lewat FOMO, Kenali Dampaknya Secara Psikologis


Keunikan saat berbisnis selalu menjadi tolak ukur tingkat keramaian, kata FOMO sering kali menjadi panggilan akrab bagi orang-orang yang mengikuti sesuatu hal yang baru dan viral. Namun banyak juga yang tak mengetahui ternyata kata ‘FOMO’ itu bisa dikategorikan dalam penyakit mental. 

A. Pengertian FOMO

Fomo atau fear of missing out, dapat didefinisikan sebagai takut ketinggalan atau takut kudet dan juga merupakan perasaan cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan yang sedang terjadi, hal ini biasanya sering disebabkan karena unggahan di media sosial. 

Selain itu kata FOMO juga memiliki pandangan dari dua aspek diantaranya rasa takut dan aspek sosial. Pertama, aspek takut kehilangan yang ditandai dengan perilaku untuk berusaha tetap terhubung dengan orang lain. Kedua, aspek sosial, yaitu FOMO yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memiliki dan pembentukan hubungan antarpribadi yang kuat.

2. Dampak FOMO dengan Psikologis


Rasa cemas dan takut tentu menjadi dasar perilaku dan kebiasaan seseorang yang berpengaruh akibat tatanan sosial sehingga secara psikologi rasa cemas yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan mental seseorang. 

Termasuk halnya Fomo yang dapat menimbulkan cemaskan dan ketergantungan secara berlebihan. FOMO dikaitkan dengan efek psikologis negatif dalam suasana jiwa secara keseluruhan dan kepuasan hidup secara umum. Selain itu, FOMO juga dapat menyebabkan kelelahan yang lebih tinggi. 

Sehingga jika mengalami FOMO secara terus-menerus sepanjang waktu juga dapat menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi. Seorang yang memiliki rasa takut kehilangan juga dapat berpikir bahwa tingkat harga diri lebih rendah. 

Ketakutan akan kehilangan momen akan berdampak pada rendahnya kesejahteraan psikologis. Penderita ketakutan akan kehilangan momen cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang bernilai negatif. 

Hal ini karena ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang ditimbulkannya membuat individu tidak mampu untuk menguasai lingkungan. Selain itu, seseoarang juga menjadi tidak mampu menjalin interaksi sosial yang positif dengan orang lain dan tingkat penerimaan atas dirinya sendiri menjadi rendah.

Ketakutan akan kehilangan momen juga meningkatkan intensitas penggunaan media sosial. Peningkatan ini menandakan terjadinya kecanduan media sosial.

C. Anak Medan Suka FOMO

Seperti yang terlihat di sosial media keunikan selalu menggait masyarakat kota Medan untuk terus mencicipi hal baru yang sedang ramai diperbincangkan. Salah satu pengalaman yang menurut saya anak Medan menyukai hal fomo ketika saya mengunjungi salah satu cafe yang baru saja mengeluarkan produk barunya berupa puding berbentuk karakter. 

Secara umum puding merupakan hal yang biasa dan bisa dibuat oleh siapa saja, namun ketika melihat dimedia sosial saya melihat banyak yang tergiur dan berujung Fomo dan rela membayar dengan harga yang menurut saya tidak wort it tapi hal tersebut menjadi suatu kewajiban bagi mereka untuk mencicipnya secara langsung.

Bukan menjadi hal pertama orang-orang melakukan itu dan bukan juga hanya anak Medan. Namun nyatanya banyak bisnis yang berjalan karena FOMO. Memanfaatkan situasi FOMO saat ini sangat membuka pikiran kreatif para pembisnis dengan memanfaatkan era digital. 










Senin, 10 Juni 2024

Lulusan Ilmu Komunikasi Bisa Jadi Apa Sih? Ini Prospek Kerjanya!

 Lulusan Ilmu Komunikasi Bisa Jadi Apa Sih? Ini Prospek Kerjanya!

 

Berbicara perihal kerja, tentunya kita ingin memiliki penghasilan yang cukup besar. Sedangkan pemilihan jurusan merupakan tombak yang paling penting bagi kita yang hendak melanjutkan jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi. Seperti halnya, salah satu jurusan ini memiliki penghasilan serta prospek kerja yang memumpuni. 

Tentunya sudah tidak asing lagi di telinga, mendengar jurusan Ilmu Komunikasi ini, namun harus diakui ternyata banyak juga yang masih salah arti terhadap program studi ini. Banyak yang menganggap bahwa Ilmu Komunikasi bergelut dengan sistem dan perangkat komputer, nyata tidak.

Program studi Ilmu Komunikasi merupakan jurusan yang berada dilingkup ilmu sosial, dan kita ketahui sosial kerap hubungannya dengan masyarakat, jelas berbeda bukan? maka dengan itu Ilmu Komunikasi adalah hubungan interaksi antara satu individu dengan individu lainnya sehingga adanya feedback diantara keduanya. Sebelum mengetahui lebih banyak soal pospek kerjanya, kita harus tau terlebih dahulu apa saja nantinya yang akan diperlajari dalam jurusan ini. 

Komunikasi bukan hanya sekedar berbicara yang bisa dilakukan setiap orang, banyak sekali orang yang menyepelekan jurusan ini tanpa tau apa saja yang akan dipelajari. Padahal teknik berkomunikasi juga harus dipelajari agar menjadi pembicara yang handal bukan sekedar cakap-cakap. Bahkan komunikasi dalam psikologi dan politik juga dibahas dalam program studi ini. 

Dalam jurusan ini juga terdapat beberapa konsentrasi seperti Public Relation (Humas), Jurnalistik, Broachasting, dan Periklanan dan akan mempelajari beberapa perihal komunikasi secara verbal maupun non verbal.

Lalu, bisa jadi apa saja sih yang lulus dari jurusan ini? Nah, ini beberapa prospek atau jenjang karir yang harus kamu ketahui!

1. Public Relation (Humas Pemerintah atau Perusahan)

Kalian sudah tau belum? orang-orang dibalik suksesnya citra perusahaan ataupun pemerintahan bukan selalu dipegang oleh pemimpinnya saja, ternyata hal tersebut dilakukan oleh seorang humas lo. Menjadi seorang humas tentunya kita akan berhadapan dengan para kolega-kolega dan juga masyarakat. Bukan hanya itu kecakapan dalam berbicara tentunya menjadi tolak ukur, seorang humas harus memiliki skill public speaking yang baik dan juga dapat mengatur emosional saat berhadapan dengan audiens.

Seorang Public Relation biasanya bekerja didalam perusahan atau pemerintahan dan suka diajak pergi-pergi oleh pimpinannya, bisa jadi keluar kota atau luar negeri untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan lainnya. Humas merupakan penyambung lidah serta pembangun reputasi perusahaan. Dibalik pekerjaanya yang cukup menyenangkan, tak dipungkiri pekerjaan humas juga cukup berat. Jika kamu adalah seseorang yang menyukai tantangan maka pekerjaan ini cukup relevan. 

2. Jurnalist (Wartawan, Reporter, News Anchor)

Kabar baik dan buruk sering kali mencuat di sosial media, kerap kali kita tak menyadari dari mana sumber berita tersebut. Keaslian dan kemurnian berita selalu datang dari seorang jurnalis untuk di sebarluaskan melalui media massa seperti website online, surat kabar dan televisi.

Jurnalist memiliki beberapa bagian yang berbeda dalam pekerjaannya seperti wartawan yang memiliki tugas melakukan peliputan dan penulisan berita. Selain itu terdapat reporter yang memiliki tugas melaporkan kejadian atau kegiatan secara langsung, biasanya reporter sering di pekerjakan pada media televisi. Sedangkan News Anchor adalah penyiar atau presenter yang menjadi tokoh utama dalam pembawaan berita di televisi atau radio.

Menjadi seorang jurnalis harus memiliki mental yang cukup kuat karena selalu berada di lapangan, selain harus mahir dalam menuliskan berita seorang jurnalis juga harus mahir dalam membaca situasi. Para jurnalis bisa kamu temui di media-media online, cetak, televisi dan radio seperti Kompas.id, Tempo.id, Analisa, Tribunews, Mistar.id, TVRI, RRI, Inews Tv, TvOne dan beberapa lainnya.

Seorang Jurnalist adalah tempat penyalur aspirasi masyarakat, sejarah pers dan kode etik jurnalistik membantu negara Indonesia harus tetap damai. 

3. Broadcasting

Sudah pernahkah kamu melihat siaran berita ditelevisi? Ketika melihat tayangan berita di televisi pastinya kita tidak pernah menyadari siapa dibalik layar yang melakukan pengkonsepan terhadap suksesnya suatu siaran. 

Suksesnya suatu siaran tentu membutuhkan team handal, salah satunya adalah seseorang yang memiliki skill dalam dalam menggunakan perangkat media masa berupa kamera dan pendukung lainnya yang bersifat visual. Jika kamu adalah orang yang tertarik dalam bidang perfilman tentu sangat cocok dengan konsentrasi ini.

4. Advertising (Periklanan)

Tentu sudah tak asing lagi ketika kita mendengar kata periklanan, tak disangka ternyata periklanan juga termasuk dalam lingkup Ilmu Komunikasi. 

Saat ini advertising atau periklanan merupakan pekerjaan paling banyak dicari dan yang paling menguntungkan. Walaupun saat ini sudah memasuki era digitalisasi, iklan dalam bentuk fisik masih memperoleh omzet yang tinggi. Tak kalah iklan juga termuat dalam media online dan sosial media yang membuat advertaising tak menutup lahan untuk mencari cuan. 

Umumnya konsentrasi ini diisi dengan orang-orang yang memiliki skill dalam perdesignan dan mengerti tentang management periklanan.